Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya
siklus haid normal yang terjadi secara periodik. kita akan merasa
terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi
lebih lama dan atau banyak,
tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama sekali. Penyebab
gangguan haid dapat karena gangguan psikologis seperti sress maupun
emosi.
Kelainan siklus menstruasi merupakan
penyebab infertilitas yang penting.Disfungsi ovulasi berjumlah 10-25%
dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya
kelaparan, anoreksia nervosa),
penurunan BB (misalnya : penyakit medis atau psikologis) dan aktivitas
yang berat (misalnya : pelari maraton, penari balet) adalah berhubungan
dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan siklus
anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen, sedangkan tress berat menyebabkan anovulasi dan amenore.
Ovulasi
yang jarang, endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid
seringkali dianggap sebagai gejala khas dari endometriosis. Ternyata
scott dan felinde hanya mendapatkan 19% dengan dismenorea yang progresif
(Sarwono, 2002).
Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit.
Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit.
Gangguan
haid pada remaja dan dewasa merupakan kenyataan yang banyak dijumpai
dalam praktek pada Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi bahkan Dokter
Umum. Beberapa waktu yang lampau masalah remaja dengan alat
reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda, masih
dalam status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan
menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat
reproduksinya padahal pencegahan dan pengobatan haruslah dilakuakan
sedini mungkin.
Menstruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus seorang wanita dikarenakan adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding rahim (endometrium).
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-sisa deskuamasi lapisan endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta beberapa bakteri dan mikroorganisme, akan tampak berwarna merah kehitaman atau hitam. Lamanya perdarahan menstruasi biasanya antara 3 - 5 hari, tetapi ada juga yang mengalami perdarahan selama 1 - 2 hari yang diikuti terjadinya perdarahan kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang sampai 7 - 8 hari, tetapi biasanya lama terjadinya perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita bersifat menetap.Terjadinya perdarahan mens biasanya didahului dengan terjadinya leukorrhea (keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan (lendir) dari vagina, agak encer, berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran dari tetesan darah, warnanya menjadi merah muda disebut bloody show, bening atau jernih dan tidak berbau. Cairan yang keluar tersebut dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi berwarna kuning atau hijau, jika tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi merah kehitaman atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah mens yang keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang usianya lebih tua biasanya jumlah darah haid yang keluar akan lebih banyak.Menstruasi yang pertama kali , disebut menarke, paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-sisa deskuamasi lapisan endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta beberapa bakteri dan mikroorganisme, akan tampak berwarna merah kehitaman atau hitam. Lamanya perdarahan menstruasi biasanya antara 3 - 5 hari, tetapi ada juga yang mengalami perdarahan selama 1 - 2 hari yang diikuti terjadinya perdarahan kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang sampai 7 - 8 hari, tetapi biasanya lama terjadinya perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita bersifat menetap.Terjadinya perdarahan mens biasanya didahului dengan terjadinya leukorrhea (keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan (lendir) dari vagina, agak encer, berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran dari tetesan darah, warnanya menjadi merah muda disebut bloody show, bening atau jernih dan tidak berbau. Cairan yang keluar tersebut dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi berwarna kuning atau hijau, jika tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi merah kehitaman atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah mens yang keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang usianya lebih tua biasanya jumlah darah haid yang keluar akan lebih banyak.Menstruasi yang pertama kali , disebut menarke, paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Terdapat
lima ganggua menstruasiyang paling sering muncul,yaitu oligomenore
(jangka waktu haid terlalau lama),polimenora(terlalu sering haid)
Hipermenorea (darah haid terlalu banyak),hipomenorea (darah haid terlalu
sedikit), dan amenore (tidak haid sam sekali).Ada dua penyebab utama
gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ seperti mioma, kanker atau
polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari kelima gangguan menstruasi diatas,
ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya. Oligomenore tidak
berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil, karena
tidak terjadi ovulasi. Polimenore dan hipermenore adalah gangguan
menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2
minggu sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore
dapat menyebabkan anemia. Polimenore dan hipermenore juga berhubungan
dengan gangguan bekuan darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan
gangguan hormonal, dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan
dari masa subur ke masa menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada
perempuan muda menjelang haid pertama kali. Perempuan obesitas juga
terkadang mengalami polimenore. Factor penyebab hipermenore adalah mioma
uteri, polip endometrium, endometritis, dll. Suntik KB dapat
menyebabkan oligomenore maupun amenore. Jika tidak menggunakan KB pil
ato suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium.
Yang menyebabkan perempuan tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga
tidak terdaji ovulasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan
hormone, akibatnya jangka waktu haid sangat lama.
Perempuan
dikatakan amenorea jika tidak menstruasi lebih dari 5 bulan sejak
menstruasi terakhir. Amenore dibagi menjadi dua yaitu primer dan
sekunder. Amenore primer terjadi pada perempuan yang tidak pernah
mendapatkan haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada orang yang
pernah mendapatkan haid, tapi kemudian berhenti karena anovulasi.
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan dari lahir. Sedangkan
amenore sekunder dapat disebabkan karena kehamilan, penggunaan KB, dll.
A. Hypermenorhoe Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari.
Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endometrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga disebabkan oleh kelainan diluar rahim seperti kelainan darah: anemia, gangguan pembekuan darah dll, juga bisa disebabkan kelainan hormon (gangguan endokrin).
Tanda dan Gejala :
a) Masa menstruasi lebih dari 7 hari
b) Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam
c) Membutuhkan pembalut wanita secara berlapis
d) Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam
e) Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit
f) Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari
g) Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa menstruasi
h) Waktu menstruasi tidak teratur
i) Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia).
Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip dengan kondisi kelainan medis lain seperti kanker leher rahim atau kanker saluran kencing. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan hasil diagnosa dengan tepat penyebab kondisi yang dirasakan.
Yang tidak kalah penting untuk diketahui seiap wanita adalah, faktor apa saja yang menjadi penyebabnya. Menurut para ilmuan dari Mayo tersebut, beberapa kasus pendarahan hebat saat menstruasi tidak dapat diketahui dengan pasti.
Etiologi hypermenorhea :
a) Hormon tak Seimbang
Dalam siklus menstruasi normal, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyesuaikan kondisi dinding uterus (endometrium), untuk mengatur pancaran darah menstruasi. Jika timbul ketidakseimbangan hormon, endometrium menghasilkan aliran darah hebat.
b) Kista Ovarium
Timbulnya kantung-kantung cairan di dalam atau di atas ovarium, yang terkadang menyebabkan ketidaknormalan menstruasi termasuk menorrhagia.
c) Polip
Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan pendarahan menstruasi dalam waktu lama. Polip dari uterus biasanya muncul pada wanita usia produktif yang menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan pendarahan yang tidak terkait dengan menstruasi.
d) Disfungsi Ovarium
Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses pelepasan telur) dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, berujung pada menorrhagia.
e) Penggunaan IUD
Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat.
f) Kanker
Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi wanita dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker uterus, kanker ovarium dan kanker leher rahim dapat menyebabkan pendarahan berlebih saat menstruasi
g) .Obat-obatan
Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah penggumpalan darah (anticoagulants) dan pengobatan anti radang/infeksi, dapat menyebabkan menstruasi berat atau dalam waktu lama.
TERAPI ”hipermenorhoe” MELIPUTI:
a) Suplemen Zat Besi
Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk mengkonsumsi suplemen zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami anemia, Anda juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.
b) Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi pendarahan hebat dan jangka waktu lama menstruasi
c) Obat-obatan
Obat-obat yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah
d) Progesteron
Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan hormon dan mengurangi menorrhagia
Penatalaksanaan hipermenorhoe :
a) Istirahat Cukup
Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan menstruasi.
b) Catat Pembalut yang Digunakan
Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih jumlah darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang digunakan paling tidak setiap 4 jam.
B. Hipomenorhoe
Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja.
1. Penyebab Hypomenorrhea
a) Konstitusi
Pada
beberapa wanita mungkin mengalami pendarahan normal kurang selama
periode menstruasi. aliran darah dapat Kurang genetik dan, jika
pertanyaan yang dibuat, mungkin akan menemukan bahwa ibu wanita dan /
atau kakak juga mengalami penurunan aliran darah selama periode mereka.
Kehamilan biasanya dapat terjadi dengan aliran jenis ini menurun selama
periode berjalan. Insiden infertilitas adalah sama seperti pada wanita
dengan aliran darah normal. jarang menstruasi Konstitusi mungkin paling
menjelaskan dengan mengasumsikan adanya pengaturan yang tidak biasa,
atau ketidakpekaan relatif, aparat vaskular endometrium.
b) Uterine
Hanya sedikit kerugian kadang-kadang berarti bahwa permukaan pendarahan lebih kecil dari biasanya, dan kadang-kadang terlihat ketika rongga endomaterial telah berkurang dalam ukuran selama myomectomy atau operasi plastik lainnya pada rahim. Namun, jarang menunjukkan hipoplasia uterus karena adanya kondisi dalam rahim yang responsif terhadap hormon betokens ovarium dengan aktifitas, dan ini memanifestasikan dirinya dengan jarang daripada menstruasi sedikit.
c) Hormonal Hanya sedikit kerugian kadang-kadang berarti bahwa permukaan pendarahan lebih kecil dari biasanya, dan kadang-kadang terlihat ketika rongga endomaterial telah berkurang dalam ukuran selama myomectomy atau operasi plastik lainnya pada rahim. Namun, jarang menunjukkan hipoplasia uterus karena adanya kondisi dalam rahim yang responsif terhadap hormon betokens ovarium dengan aktifitas, dan ini memanifestasikan dirinya dengan jarang daripada menstruasi sedikit.
Jarang
mens atau menstruasi dapat terjadi secara normal pada ekstrem dari
kehidupan reproduksi yang, setelah pubertas dan sesaat sebelum
menopause. Hal ini karena ovulasi tidak teratur saat ini, dan lapisan
endomaterial gagal untuk berkembang secara normal. Tapi masalah normal
di saat lain juga dapat menyebabkan aliran darah hanya sedikit.
Anovulasi karena tingkat hormon tiroid rendah, prolaktin tingkat tinggi,
tingkat insulin tinggi, androgen tinggi dan masalah dengan hormon lain
juga dapat menyebabkan menstruasi sedikit. mens jarang juga dapat
terjadi penggunaan jangka panjang setelah kontrasepsi oral sebagai
akibat dari endometrium atrofi progresif.
d) Gugup dan Emosional
Psikogenik
faktor-faktor seperti stres karena ujian, atau kegembiraan yang
berlebihan tentang sebuah peristiwa yang akan datang dapat menyebabkan
hypomenorrhea. faktor tersebut menekan aktivitas yang pusat di otak yang
merangsang indung telur selama siklus ovarium (untuk mengeluarkan
hormon seperti estrogen dan progesteron), dan dapat menyebabkan produksi
hormon ini rendah.
e) Penyebab Lain
Latihan
dan diet yang berlebihan dapat menyebabkan kecelakaan periode sedikit.
Salah satu penyebab adalah sindrom hypomenorrhea Asherman's (adhesi
intra uterus), yang hypomenorrhea mungkin satu-satunya tanda yang jelas.
Tingkat kekurangan menstruasi berkorelasi erat dengan tingkat adhesi
(R. Toaff dan S. Ballus,1978).
C. Polimenorhoe
Polimenore
adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang siklus haid
klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara volume
perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume perdarahan
menstruasi biasanya. Polimenore yang disertai dengan pengeluaran darah
menstruasi yang lebih banyak dari biasanya dinamakan polimenoragia
(epimenoragia)
Penyebabnya polimenorhoe : a) gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid
b) kongesti/bendungan pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradangan/infeksi
c) endometriosis
D. Oligomenorhoe
Oligomenorea
merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari
35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami
oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada
biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
amenorea sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi
akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan
lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi
menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun
pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang
terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu
merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi
antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya
menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul
gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Gangguan indung telur, misal :
Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).
Etiologi oligomenorhoe : a. Stress dan depresi
b. Sakit kronik
c. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
d. Penurunan berat badan berlebihan
e. Olahraga berlebihan, misal atlit
f. Adanya tumor yang melepaskan estrogen
g. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi
h. Penggunaan obat-obatan tertentu dsb
umumnya
oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus
oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan.Pemeriksaan ke dokter
kandungan harus segera dilakukan ketika oligomenorea sudah berlangsung
lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
Pengobatan
Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya. Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid pertama dan oligomenorea yang terjadi menjelang menopause tidak memerlukan pengobatan yang khusus. Sementara oligomenorea yang terjadi pada atlet dapat diatasi dengan mengubah pola latihan dan mengubah pola makan hingga didapatkan siklus menstruasi yang reguler kembali.
Pada umumnya, disamping mengatasi faktor yang menjadi penyebab timbulnya oligomenorea, penderita oligomenorea juga akan diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis hormon yang mengalami penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.
E. Amerrhoe Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya. Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid pertama dan oligomenorea yang terjadi menjelang menopause tidak memerlukan pengobatan yang khusus. Sementara oligomenorea yang terjadi pada atlet dapat diatasi dengan mengubah pola latihan dan mengubah pola makan hingga didapatkan siklus menstruasi yang reguler kembali.
Pada umumnya, disamping mengatasi faktor yang menjadi penyebab timbulnya oligomenorea, penderita oligomenorea juga akan diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis hormon yang mengalami penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.
Amenorea
adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal
tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan
menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi
interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta
organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri
terbagi dua, yaitu:
Amenorea primer
Amenorea
primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16
tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi
Amenorea sekunder Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea jumlah darah menstruasi sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%
Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat
Kegagalan dari fungsi indung telur
Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
Gangguan pada susunan saraf pusat
Tanda dan gejala
Tanda
amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun,
dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara,
perkembangan rambut pubis), atau kondisidimana wanita tersebut tidak
mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan
menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan
terjadinya amenorea.
F. Pendarahan Bukan Haid
Yang
di maksudkan di sini ialah pendarahan yang terjadi dalam masa antara 2
haid. Pendarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau
2 jenis pendarahan ini menjadi satu, yang pertama dinamakan menoragia
yang kedua metromenoragia. Metrorhagia adalah suatu kondisi dimana
terjadi perdarahan diluar siklus haid.Penyebabnya bisa oleh karena luka
yang tidak kunjung sembuh ( kanker ganas organ genitalia), peradangan
atau bahkan oleh gangguan hormonal.Metroragia juga bisa dibagi menjadi
gangguan oleh kelainan anatomi ( tumor, kelaian organ genital ) dan
perdarahan dysfungsional yang tidak ada hubungannya dengan tumor.
Etiologi
Metorrhagia atau Menometrorhargia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional, serta penyebab lain.
a. Penyebab organik perdarahan bukan haid antara lain :
Vagina : varises pecah, metastase - korio karsindma, keganasan vagina,
Serviks : karsinoma portio, perlukaan serviks, polip servik.
Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa mioma uteri.
Tuba falopi : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba
Ovari um : radang ovari um, tumer ovari um
b. Penyebab perdarahan disfungsional
Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia, tetapi gangguan mata rantai hormonal hipotalamus - hipofisis dan ovarium.
Perdarahan disfungsional adalah 2 bentuk yaitu :
1. Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovulatoir disfungsional bleeding), disebabkan karena :
a. Korpus luteum persistens yang menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur.
b. Insufisiensi korpus luteum karena gangguan LH (kurangnya produksi progesteron).
c. Pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
d. Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.
2.
Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulator disfungsional
bleeding) disebabkan karena penurunan kadar estrogen yang
menyebabkan terhambatnya pembentukan endometrium dan
menimbulkan perdarahan yang tidak teratur sama sekali.
c. Penyebab lain : stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi (Manuaba, 1998: 400) 3. Penanganan
a. Jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus istirahat baring dan diberi tranfusi darah.
b. Pemberian estrogen dosis tinggi = dipropiontas estradicol 2,5mg IM
c. Pemberian progesteron untuk mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium yaitu hidroksi progesteron 125mg IM atau provera I Omg, peroral. Tetapi in] berguna pada wanita masa pubertas.
d. Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka diberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kontrasepsi.
Kesimpulan :
a) Ada beberapa jenis gangguan menstruasi yaitu hipomenorea,polimenorea,hipermenore,amenoredll
b) Menstruasi terjadi jika tidak terjadi fertiliasi.
c) Gangguan menstruasi bisa disebabkan karena perubahan hormonal, stres, tumor maupun kelainan dalam tubuh lainnya.
d) Terjadinya menstruasi biasanya diawali dengan keputihan.
Sumber : Chandranita manuaba, dkk. (2010). Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi, TIM, Jakarta.
Harahap, M, 1984. Penyakit Menular Seksual. Gramedia, Jakarta.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Yatim, Faisal (2005). Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta.