Rabu, 18 Desember 2013

Keluarga Berencana (KB) | Kebidanan |

A.   Pengertian
Sebuah keluarga merupakan unit terkecil suatu bangsa yang diharapkan dapat menerima marga keluarga kecil bahagia dan sejahtera ( NKKBS ) dimana berorientasi pada “ catur warga “ gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang ( sejak 1970 ) dan masyrakat dunia.
Menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran. Masyrakat dapat menerima hamper semua metode medis teknik keluarga berencana yang di canangkan pemerintah.( Sumber : Manuaba, 1998, hal : 437 )
Metode kontrasepsi suntikan KB yang  telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah tingginya minat akseptor suntikan KB oleh karena aman, sederhana, keefektifitasannya tinggi, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai akseptor pasca persalinan.( Sumber : Manuaba, 1998 hal :444 )
Hartono ( 2003 ) mengemukakan bahwa Keluarga Berencana ( KB ) merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi. KB tidak dapat menjamin kesehatan ibu dan anak, tetapi dengan melinungi keluarga terhadap kehamilan resiko tinggi, KB dapat menyelamatkan angka kesakitan.
Searah denga GBHN 1999 yang dijabarkan dalam propenas ( 2000 ) program KB nasional telah menunjukkan perkembangan. Pada tahun 2000-2003 angka TFR ( Total Fertiliti Rate ) adalah 2,7 sedangkan pada tahun 1997 angka TFR adalah 2,91, hal ini menunjukkan penurunan 0,21 point. Menurunnya angka fertilitas tersebut mendorong antara lain oleh meningkatnya pendidikan wanita, penundaan usia perkawinan dan usia melahirkan, serta bertambah panjangnya jarak antara kelahiran anak.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkankelahiran anak. Banyak alas an dapat di kemukakan mengapa AKDR di kembangkan dan di perkenalkan sebagai cara KB yang efektif antara lain AKDR sebagai kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi dalam mencegah kehamilan, AKDR merupakan metode kontrasepsi jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti ) dan AKDR di utamakan bagi peserta yang sudah cukup anak serta tidak ingin mempunyai anak lagi tetapi belum siap menjalankan kontap.
AKDR bukanlah alat kontrapsepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian yang menimbulkan  keluhan pada akseptor AKDR. Salah satu keluhan yang sering timbul dari akseptor AKDR adalah tali AKDR yang dapat menggangu hubungan seksual ( Sumber : Manuaba, 1998 ). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Brigida ( 2004 ), yang mengatakan bahwa terdapat akseptor AKDR yang mengalami keluhan saat melakukan hubungan seksual sebanyak 69,2%.
B.   Berdasarkan data badan koordinasi Keluarga Berencana nasional (BKKBN) tahun 2005, pengharapan program nasional KB diarahkan pada 2 bentuk sasaran:
  1. Sasaran langsung yaitu pasangan usia subur ( PUS ) 15-49 tahun, dengan jalan mereka secara bertahap menjidi peserta KB yang aktif lestari, sehingga member efek langsung penurunan fertilitas
  2. Sasaran tidak langsung, yaitu organisasi-organisasi lembaga kemasyrakatan instansi-instansi pemerintah maupun masyrakat, tokoh-tokoh masyrakat ( Alim Ulama, wanita, dan pemuda ) yang diharapkan dapat memberikan  dukungan dalam kelembagaan NKKBS.
C.   Faktor pasangan motivasi dan rehabilitas :
  1. Umur
  2. Gaya hidup
  3. Frekuensi sengama
  4. Jumlah keluarga yang diinginkan
  5. Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
  6. Sikap kewanitaan
  7. Sikaap kepriaan
D.   Macam-macam  metode  Kontrasepsi
  1. Metode sederhana
Terdiri dari dua  macam yaitu dengan kondom seperti pria, kondom wanita, diagfrakma, servical cap, dan tanpa alat seperti metode alamiah, coitus interuptus.
  1. Metode rn
Terdiri atas kontrasepsi hormonal seperti Pil KB, suntik, implant, AKDR/AUD, kontrasepsi mantap, seperti MOW dan MOP.
KB suntik kombinasi adalah 25 mg deponaroxiprogestron acetat dan 1 mg estraidiol sipionat yang diberikan injeksi 1 M sebulan sekali ( cycolofem )dan 50 mg nereticinicon enafat dan 5 mg estradiol valemat yang diberikan injeksi 1 M sebulan sekali.
Efektifitas Sangat evektif ( 0,1 – 0,4 kehamilan/100 kehamilan.
E.   Mekanisme
  1. Menekan ovulasi
  2. Membuat lender menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
  3. Perubahan pada endometrium ( atropi ) sehingga implementasi terganggu
  4. Penghambat transportasi gamet oleh tuba
F.    Keuntungan
  1. Resiko terhadap kesehatan kecil
  2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
  3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
  4. Jangka panjang
  5. Efek samping sangat kecil
  6. Klien tidak menyimpan obat suntik
  7. Mengurangi jumlah pendarahan
  8. Mengurangi nyeri pada saat haid
  9. Mencegah anemia
G.   Kerugian
  1. Terjadi perubahan pada haid
  2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini hilang setelah suntikan kedua dan ketiga
  3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan
  4. Penambahan berat badan
  5. Kemungkanan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakean
H.   Indikasi
  1. Usia Reproduksi
  2. Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
  3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
  4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
  5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
  6. Anemia
  7. Nyeri haid hebat
  8. Haid teratur
  9. Riwayat kehamilan ektopik
  10. Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi
I.      Indikasi Kontra
  1. Hamil atau diduga hamil
  2. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
  3. Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
  4. Penyakit haid akut
  5. Usia lebih dari 35 thn yang merokok
  6. Riwayat penyakit jantung, strok atu tekanan darah tinggi ( 180/110 mmHg )
  7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis
  8. Kelainan pembulu darah yang menyebabkan sakit kepala atau migren
J.    Waktu mulai menggunakan suntik kombinasi
  1. Suntik pertama dapat diberikan pada waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
  2. Bila suntik pertama diberikan setelah haid ke-7 siklus haid klien tidak boleh melakukan hubungan seks sual selama 7 hari atau menggunakan kontasepsi lain untuk 7 hari.
  3. Bila klien tidak haid, suntik pertama dapat diberikan setiap saat, asl saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil
  4. hormonal Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid, suntik pertama dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil
  5. Bila pasca persalinan lebih dari 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama dapat diberikan pada siklus haid 1 dan ke 7
  6. Bila pasca persalinan kurang 6 bulan, menyusui jangan diberikan suntikan kombinasi
  7. Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntik kombinasi dapat diberikan
  8. Pasca keguguran, suntik kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7 hari
  9. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi, hormonal yang lain dan ingin mengantinya dengan kontrasepsi
  10. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasinya dapat diberikan sesuai jatwal kontrasepsi sebelumnya
  11. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal  dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi , maka suntikan pertama dapat segera diberikan asal dinyatakan ibu tersebut tidak hamil
K.   Tanda-tanda yang perlu diwaspadai :
  1. Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek, kemungkinan adanya pembekuan darah diparu atau serangan jantung
  2. Sakit kepala yang hebat atau gangguan penglihatan, kemungkinan terjadinya stroke, hipertensi atau migren
  3. Nyeri tungkai hebat, kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
  4. Tidak terjadi pendarahan atau sepotting selama 7 hari sebelum suntik berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar