Rabu, 18 Desember 2013

EVALUASI PROGRAM TENTANG VITAMIN A

PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat di terima dan di jangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat di pikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.(1)
Karena Puskesmas merupakan bagian yang penting dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat maka perencanaan dan evaluasi program dari Puskesmas akan sangat menentukan apakah program kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik.(2,3)
Dalam Pelita IV di samping peningkatan pemerataan juga peningkatan terhadap mutu pelayanan, antara lain dilakukan dengan; penggantian peralatan medis peningkatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan sarana pelayanan Puskesmas. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan termasuk petugas Puskesmas. Penggerakan partisipasi masyarakat melalui Posyandu.(1,3)
Posyandu merupakan singkatan dari pos pelayanan terpadu. Di mana Posyandu ini di bentuk oleh masyarakat sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan diri sendiri dan terutama ditujukkan bagi peningkatan kesehatan ibu dan anak, yang meliputi 5 program prioritas (KB, KIA, Perbaikan Gizi, Immunisasi dan penanggulangan Diare).(1)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Timur, bahwa terdapat permasalah-permasalahan yang ada di Posyandu Kecamatan Padang Timur yakni masih rendahnya cakupan Vitamin A dari target yang telah ditetapkan
Pada makalah ini kami akan mencoba untuk membahas mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi terhadap program kegiatan untuk meningkatkan cakupan pemberian Vitamin A yang merupakan salah satu dari 5 program prioritas dalam hal perbaikan Gizi.

Puskesmas Padang Timur

Berdasarkan data yang di dapat pada tahun 2000 Kecamatan Padang Timur merupakan salah satu dari 9 kecamatan yang ada di kota Padang, Provinsi Sumatera Barat dengan luas daerah meliputi 8,15 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 83.516 jiwa ini, merupakan kecamatan yang nomor dua terpadat penduduknya di Kota Padang.(4)
Kecamatan Padang Timur terdiri dari 22 buah kelurahan dengan kondisi daerah berupa dataran rendah di mana tingkat mobilitas penduduknya cukup tinggi.(4)
Tingkat pendidikan penduduk pada kecamatan Padang Timur sebahagian besar tamatan SLTP dan SLTA dengan mata pencaharian sebagian besar adalah pedagang dan buruh.(4)
Puskesmas Kecamatan Padang Timur mempunyai fasilitas kesehatan yang ada meliputi : 5 buah rumah sakit, 8 buah Puskesmas pembantu dengan sarana praktek Dokter umum sebanyak 56 orang dan 18 Dokter spesialis. Jumlah petugas Puskesmas sebanyak 42 orang, Dokter Umum 2 orang, Dokter Gigi 1 orang, Perawat 14 orang, Bidan 8 orang dan selebihnya pekarya kesehatan.(4)

 

PROGRAM VITAMIN A

Vitamin A memegang peranan sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Fungsi Vitamin A adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang tangguh di masa yang datang maka kondisi kesehatan di masa balita sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM di masa dewasa. Maka salah satu usaha untuk meningkatkan daya tahan Balita adalah dengan memberi kapsul Vitamin A kepada Balita tersebut.(1)
Departemen Kesehatan mempunyai program yakni pemberian kapsul Vitamin A diberikan pada bulan tertentu yang di kenal dengan bulan promosi Vitamin A yaitu bulan Februari dan Agustus setiap tahun.(1)
Pemberian kapsul 2 kali setahun terhadap Balita, menurut hasil penelitian dari Departemen Kesehatan, di anggap sudah mencukupi kebutuhan Balita terhadap Vitamin A.(1)
Dinas Kesehatan tingkat II mendistribusikan kapsul tersebut kepada Puskesmas dan selanjutnya Puskesmas mendistribusikan ke masyarakat melalui koordinator daerah binaan dan melalui kader di Posyandu, masyarakat akan menerima kapsul ini.(1)

 

ANALISA SITUASI

Analisa situasi untuk evaluasi program Puskesmas yang disebarkan melalui Posyandu untuk pemberian Vitamin A adalah untuk menentukan situasi saat ini dengan mengevaluasi kinerja Puskesmas yang ada di Sumatera Barat dengan sampel di Kecamatan Padang Timur. Dalam menentukan kinerja saat Puskesmas saat di tinjau :

Visi Puskesmas
Puskesmas mampu melindungi kesehatan penduduk wilayah kerjanya dan memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta membudayakan hidup sehat dan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.(1,2)

Misi Puskesmas

·     Menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


·     Meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dengan membina peran serta masyarakat.

·     perkembangan kesehatan masyarakat dengan mengembangkan upaya kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
       Tujuan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Kedudukan dan wilayah kerja Puskesmas:
Kedudukan Puskesmas dalam sistim kesehatan tingkat Kabupaten/Dati II :

·  Puskesmas adalah perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

·     Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam sistim rujukan.

Kedudukan Puskesmas dalam sistim kesehatan Nasional adalah sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan sebagai pusat pembangunan terdepan.
Dalam pelaksanaan program pembagian Vitamin A ini Posyandu sangat berperan untuk keberhasilan program ini karena di sini terdapat kader-kader yang di bimbing oleh Puskesmas yang merupakan perpanjangan tangan Puskesmas dalam berhubungan langsung dengan masyarakat.(1,2)

Sasaran dan Realisisasi Untuk Program Pemberian Vitamin A Tahun 1998.
·      Sasaran dari Posyandu untuk program pemberian kapsul Vitamin A adalah 80% cakupan untuk balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Pencapaian target ini di tahun 1998 adalah 67.5% untuk Puskesmas di Padang Timur.
·      Jumlah balita pada kecamatan Padang Timur  sebanyak 12.515 orang. Posyandu yang ada sebanyak 125 buah sedangkan Posyandu yang aktif hanya 86 Posyandu. Jumlah kader dari 22 kelurahan sebanyak 643 0rang, yang aktif hanya 215 0rang
·      Dalam pembagian daerah binaan kesehatan satu daerah binaan di koordinir oleh seorang petugas kesehatan. Dalam menjalankan program kesehatan petugas kesehatan di bantu oleh kader kesehatan.(1,2)

 

Analisa External dan Internal

Dalam analisa external dan internal adalah melihat faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan program pemberian Vitamin A di Puskesmas. Dalam Analisa ini dapat dibedakan antara faktor pendukung yang dapat di kontrol oleh Puskesmas dan faktor pendukung yang tidak dapat di kontrol oleh Puskesmas. Demikian juga dengan faktor penghambat. Analisa ini secara luas di kenal dengan analisa SWOT(Lihat Gambar 1).(5-7)
































 

Analisa External (Analisa Opportunity dan Threat)


Opportunity (Faktor Pendukung Luar)
·      Adanya program revitalisasi Posyandu oleh pemerintah sehingga diharapkan adanya regenerasi kader dan timbulnya semangat baru dari masyarakat.
·      Peran lintas sektoral yang cukup besar antara lain dari pihak kecamatan, kelurahan dan dinas / instasi lainnya.
·      Desentralisasi dari pemerintah.

Threat (Faktor Penghambat Luar)
·      Pendistribusian kapsul Vitamin A yang seharusnya sebelum bulan promosi yaitu bulan Februari dan Agustus kadang-kadang baru sampai ke Puskesmas dari Dinas Kesehatan Kodya Padang pada akhir bulan Februari dan Agustus. Akibatnya pendistribusian ke Posyandu menjadi terlambat.

 

Analisa Internal (Strength and Weakness)


Strength (Faktor Pendukung Dalam)
·      Struktur Organisasi Puskesmas mendukung program Pembagian Vitamin A.
·      Jumlah orang yang bekerja di Puskesmas cukup untuk mengkoordinasikan Posyandu. melalui pembagian daerah binaan.

Weakness (Faktor Penghambat Dalam)
·      Kinerja petugas Puskesmas dalam pendistribusian Kapsul Vitamin A belum terorganisir.
·      Penurunan semangat Kader di Posyandu untuk membantu program di Posyandu.

 

ANALISA SWOT

Dari analisa Swot dapat disimpulkan bahwa situasi sekarang ini berada di daerah yang Kuadran II (x) yakni daerah dengan kekuatan dengan faktor penghambat dan adanya faktor penunjang dari luar.(8)







                           


Untuk pencapaian target sesuai dengan yang ditetapkan maka harus ada program atau strategi yang akan menggerakan situasi dari X menuju xx.

STRATEGI GENERIK

Dalam penyusunan strategi dengan mengambil konsep yang dikemukan oleh Porter, strategi dalam rangka mencapai sasaran dapat dilakukan dengan strategi generik. Secara umum strategi generik dapat digambarkan dalam gambar      berikut(8-10):
                       
                   



            Aplikasi untuk program Vitamin A ini lebih didasarkan kepada pengembangan SDM di mana di sini harus dilakukan strategi Low cost dengan cakupan sempit. Artian Lost cost ini adalah dengan melakukan training yang bisa menghasilkan dengan biaya minimum dan cakupan sempit dalam arti sasaran dalam hal ini adalah kader dan petugas Puskesmas.(8,9)
Cakupan sempit karena dalam analisa SWOT permasalah internal yakni weakness adalah masalah mengenai kader (kekurangan motivasi) dan petugas Puskesmas (kurang terorganisasi).(8,9)
Low cost dilakukan karena keterbatasan anggaran operasional. Misal melakukan training terpadu di daerah dengan mendatang instruktur dari luar sebagai alternatif pilihan dari training yang dilakukan dengan peserta datang ke kota seperti dari daerah ke Jakarta.

PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA)

Strategi di atas kemudian dijabarkan menjadi program kerja. Pada tahap ini membuat rencana kegiatan tentang bagaimana mengatasi masalah kekurangan Vitamin A yang di buat dalam bentuk matriks, di mana meliputi unsur-unsur sebagai berikut : Kegiatan / proyek, Lokasi, Sasaran, Target, Sumber Daya, meliputi : dana dan sarana fisik, Waktu pelaksanaan dalam bulan, yang terdiri dari 5 bulan, Penanggung jawab kegiatan.(8,9)
POA nomor 1 dan nomor 2  adalah untuk mendukung rencana sebelumnya yang telah menghasilkan target 67%. Rencana POA nomor 3 digunakan untuk mendukung strategi baru dengan low cost dan cakupan sempit. Lebih jelasnya Plan of Action tersebut dapat di lihat pada   lampiran 1.

Kerangka kerja Evaluasi Program dalam Kesehatan Masyarakat

Evaluasi program yang efektif adalah cara yang sistematik untuk meningkatkan kegiatan kesehatan masyarakat dengan cara prosedur yang tepat, dapat dilaksanakan, etis dan akurat.(2,3,8)
Kerangka kerja yang disarankan dapat di lihat dalam Figure 1. Recommended frame work for program evaluation. Program dan evaluasi ini merupakan methoda yang disarankan oleh WHO dalam evaluasi program kesehatan masyarakat.(2,3,8)

Monitoring dan evaluasi





Sumber : 8. Loevonsohn et all (1997), Using cost-effectiveness analysis to evaluate targeting strategies : the case of vitmain A supplementation, Health Policy and Planning, 12(1) ; 29-37, Oxford University Press.

Kerangka kerja tersebut terdiri dari 6 langkah yang harus di ambil. Langkah-langkah tersebut merupakan titik awal dari evaluasi terhadap usaha kesehatan masyarakat pada waktu tertentu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :(2,3,8)
·      Koordinasikan pihak-pihak yang terkait dengan program (Engage Stakeholder). Dalam hal ini yang di maksud dengan Stake holder adalah: Puskesmas sendiri, Masyarakat, Kader, Camat, Lurah, Departement Kesehatan, Dinas dan Instansi lainnya.
·      Penjelasan tentang program. Menjelaskan kebutuhan, hasil yang diharapkan, sumber daya yang dimiliki, tahap pelaksanaan dari program pembagian Vitamin A.
·      Fokus terhadap rencana evaluasi. Tujuan evaluasi, Pengguna (orang yang di evaluasi), Kegunaan (kegunaan evaluasi), Metode evaluasi di pakai metoda penelititan yang dikembangkan dalam ilmu sosial, perilaku dan ilmu kesehatan. Dalam hal ini dilakukan dengan metode pengamatan terhadap kinerja dari pendistribusian Vitamin A.
·      Mencari Bukti Nyata. Informasi yang dikumpulkan harus merupakan satu kesatuan utuh yang memberikan gambaran tentang program dalam hal ini program Vitamin A.
·      Meluruskan kesimpulan dengan bukti nyata.
·      Pastikan dan sebarkan pelajaran yang di dapat dari pengalaman evaluasi tersebut.

Untuk mengetahui keberhasilan suatu program atau kegiatan, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi apakah sesuai dengan tujuan atau tidak.(2,3,8)
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas Andalas. Upaya peningkatan cakupan pendistribusian kapsul Vitamin A per kelurahan di koordinir oleh masing-masing penanggung jawab daerah binaan.
Monitoring dan Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan indikator cakupan pencapaian dari target yang telah ditetapkan dari masing masing kelurahan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menetapkan tindak lanjut dari program tersebut. Dengan harapan bahwa hasil pelaksanaan dapat mencapai target cakupan dengan kesalahan yang kecil. Dalam hal ini target cakupan adalah 80%.(1,3,8)

KESIMPULAN

·      Sasaran dari program Posyandu untuk program pemberian kapsul Vitamin A di Puskesmas Padang Timur tidak memenuhi target.
·      Upaya yang dilakukan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan adalah dengan melakukan analisa SWOT dan penyusunan Strategi Generik.
·      Untuk mencapai strategi tersebut di susun suatu rencana kerja atau plan of action dalam rangka pencapaian target.
·      Monitoring dan Evaluasi dilakukan dengan menggunakan Recommended Frame work for Program Evaluation dari WHO. Cara ini merupakan suatu langkah evaluasi yang disarankan oleh WHO dalam evaluasi.

KEPUSTAKAAN

1.      http://www.depkes.go.id/Ind/Puskesmas/PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS).htm, www.depkes.go.id

2.       WHO (1995). Menejemen Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi kedua, Penerbit Buku Kedokteran ECG.

3.       WHO (1995), Evaluasi Program Kesehatan, Geneva.

4.      Machmud, Rizanda (1997), Evaluasi Pemanfaatan Posyandu Masyarakat di Kecamatan Padang Timur, Padang, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

5.       Reinke,William, A (1994). Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Menejemen. Gajah Mada Press.

6.       Djoko Wijono (1999), Manajemen Mutu pelayanan Kesehatan Edisi Pertama, Universitas Airlangga  Press.

7.       Azwar, Azrul (1988) ; Pengantar Administrasi kesehatan, Edisi kedua, Bina rupa Aksara.
8.       Loevonsohn et all (1997), Using cost-effectiveness analysis to evaluate targeting strategies : the case of  vitmain A supplementation, Health Policy and Planning, 12 (1); 29-37, Oxford University Press.

9.       De Kluyver, Cornelis (2000), Strategic Thinking an Executive Perspective, Prentice Hall, Upper Saddle river, New Jersey. http://www.cdc.gov/mmwr





Tidak ada komentar:

Posting Komentar