PENDAHULUAN
Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah satuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat di terima dan di jangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna dengan biaya yang dapat di pikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal,
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.(1)
Karena Puskesmas
merupakan bagian yang penting dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat maka
perencanaan dan evaluasi program dari Puskesmas akan sangat menentukan apakah
program kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik.(2,3)
Dalam Pelita IV di samping peningkatan pemerataan juga
peningkatan terhadap mutu pelayanan, antara lain dilakukan dengan; penggantian
peralatan medis peningkatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
sarana pelayanan Puskesmas. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan termasuk
petugas Puskesmas. Penggerakan partisipasi masyarakat melalui Posyandu.(1,3)
Posyandu merupakan singkatan dari pos pelayanan
terpadu. Di mana Posyandu ini di bentuk oleh masyarakat sebagai usaha untuk
meningkatkan kesehatan diri sendiri dan terutama ditujukkan bagi peningkatan
kesehatan ibu dan anak, yang meliputi 5 program prioritas (KB, KIA, Perbaikan
Gizi, Immunisasi dan penanggulangan Diare).(1)
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Timur,
bahwa terdapat permasalah-permasalahan yang ada di Posyandu Kecamatan Padang
Timur yakni masih rendahnya cakupan Vitamin A dari target yang telah ditetapkan
Pada makalah
ini kami akan mencoba untuk membahas mulai dari perencanaan sampai pada
evaluasi terhadap program kegiatan untuk meningkatkan cakupan pemberian Vitamin
A yang merupakan salah satu dari 5 program prioritas dalam hal perbaikan Gizi.
Puskesmas Padang Timur
Berdasarkan data yang di dapat pada tahun 2000 Kecamatan Padang Timur
merupakan salah satu dari 9 kecamatan yang ada di kota Padang, Provinsi Sumatera
Barat dengan luas daerah meliputi 8,15 km² dengan jumlah penduduk sebanyak
83.516 jiwa ini, merupakan kecamatan yang nomor dua terpadat penduduknya di Kota
Padang.(4)
Kecamatan Padang Timur terdiri dari 22 buah kelurahan dengan kondisi daerah
berupa dataran rendah di mana tingkat mobilitas penduduknya cukup tinggi.(4)
Tingkat pendidikan penduduk pada kecamatan Padang Timur sebahagian besar
tamatan SLTP dan SLTA dengan mata pencaharian sebagian besar adalah pedagang
dan buruh.(4)
Puskesmas Kecamatan Padang Timur mempunyai fasilitas
kesehatan yang ada meliputi : 5 buah rumah sakit, 8 buah Puskesmas pembantu
dengan sarana praktek Dokter umum sebanyak 56 orang dan 18 Dokter spesialis.
Jumlah petugas Puskesmas sebanyak 42 orang, Dokter Umum 2 orang, Dokter Gigi 1
orang, Perawat 14 orang, Bidan 8 orang dan selebihnya pekarya kesehatan.(4)
PROGRAM VITAMIN A
Vitamin A memegang peranan sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Fungsi
Vitamin A adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia yang tangguh di masa yang datang maka kondisi
kesehatan di masa balita sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM di masa
dewasa. Maka salah satu usaha untuk meningkatkan daya tahan Balita adalah
dengan memberi kapsul Vitamin A kepada Balita tersebut.(1)
Departemen Kesehatan mempunyai program yakni pemberian kapsul Vitamin A
diberikan pada bulan tertentu yang di kenal dengan bulan promosi Vitamin
A yaitu bulan Februari dan Agustus setiap tahun.(1)
Pemberian kapsul 2 kali setahun terhadap Balita, menurut
hasil penelitian dari Departemen Kesehatan, di anggap sudah mencukupi kebutuhan
Balita terhadap Vitamin A.(1)
Dinas Kesehatan tingkat II mendistribusikan kapsul
tersebut kepada Puskesmas dan selanjutnya Puskesmas mendistribusikan ke masyarakat
melalui koordinator daerah binaan dan melalui kader di Posyandu, masyarakat
akan menerima kapsul ini.(1)
ANALISA SITUASI
Analisa situasi untuk evaluasi program Puskesmas yang disebarkan melalui
Posyandu untuk pemberian Vitamin A adalah untuk menentukan situasi saat ini
dengan mengevaluasi kinerja Puskesmas yang ada di Sumatera Barat dengan sampel
di Kecamatan Padang Timur. Dalam menentukan kinerja saat Puskesmas saat di tinjau
:
Visi
Puskesmas
Puskesmas mampu
melindungi kesehatan penduduk wilayah kerjanya dan memacu peningkatan
kemandirian masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan
serta membudayakan hidup sehat dan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.(1,2)
Misi
Puskesmas
·
Menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu,
merata dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
|
|
·
Meningkatkan status kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya dengan membina peran serta masyarakat.
|
|
·
perkembangan kesehatan masyarakat
dengan mengembangkan upaya kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi tepat
guna.
|
Tujuan pelayanan kesehatan oleh
Puskesmas adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Kedudukan
dan wilayah kerja Puskesmas:
Kedudukan
Puskesmas dalam sistim kesehatan tingkat Kabupaten/Dati II :
· Puskesmas adalah perangkat Pemerintah
Daerah Tingkat II, bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
|
|
·
Puskesmas adalah unit pelayanan
kesehatan tingkat pertama dalam sistim rujukan.
|
Kedudukan Puskesmas dalam sistim kesehatan Nasional
adalah sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan sebagai pusat pembangunan
terdepan.
Dalam pelaksanaan program pembagian Vitamin A ini
Posyandu sangat berperan untuk keberhasilan program ini karena di sini terdapat
kader-kader yang di bimbing oleh Puskesmas yang merupakan perpanjangan tangan Puskesmas
dalam berhubungan langsung dengan masyarakat.(1,2)
Sasaran dan Realisisasi Untuk Program
Pemberian Vitamin A Tahun 1998.
·
Sasaran dari
Posyandu untuk program pemberian kapsul Vitamin A adalah 80% cakupan untuk
balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Pencapaian target ini di tahun 1998
adalah 67.5% untuk Puskesmas di Padang Timur.
·
Jumlah balita pada kecamatan Padang
Timur sebanyak 12.515 orang. Posyandu
yang ada sebanyak 125 buah sedangkan Posyandu yang aktif hanya 86 Posyandu. Jumlah kader dari 22
kelurahan sebanyak 643 0rang, yang aktif hanya 215 0rang
·
Dalam pembagian daerah binaan kesehatan satu daerah binaan di
koordinir oleh seorang petugas kesehatan. Dalam
menjalankan program kesehatan petugas kesehatan di bantu oleh kader kesehatan.(1,2)
Analisa External dan Internal
Dalam
analisa external dan internal adalah melihat faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam melaksanakan program pemberian Vitamin A di Puskesmas. Dalam
Analisa ini dapat dibedakan antara faktor pendukung yang dapat di kontrol oleh
Puskesmas dan faktor pendukung yang tidak dapat di kontrol oleh Puskesmas. Demikian juga dengan faktor penghambat. Analisa ini
secara luas di kenal dengan analisa SWOT(Lihat Gambar 1).(5-7)
Analisa External (Analisa Opportunity dan Threat)
Opportunity (Faktor Pendukung Luar)
·
Adanya program revitalisasi Posyandu oleh pemerintah sehingga
diharapkan adanya regenerasi kader dan timbulnya semangat baru dari masyarakat.
·
Peran lintas sektoral yang cukup besar antara lain dari pihak
kecamatan, kelurahan dan dinas / instasi lainnya.
·
Desentralisasi dari pemerintah.
Threat (Faktor Penghambat Luar)
·
Pendistribusian kapsul Vitamin A yang
seharusnya sebelum bulan promosi yaitu bulan Februari dan Agustus kadang-kadang
baru sampai ke Puskesmas dari Dinas Kesehatan Kodya Padang pada akhir bulan
Februari dan Agustus. Akibatnya pendistribusian ke Posyandu menjadi terlambat.
Analisa Internal (Strength and Weakness)
Strength (Faktor Pendukung Dalam)
·
Struktur Organisasi Puskesmas mendukung
program Pembagian Vitamin A.
·
Jumlah orang yang bekerja di Puskesmas
cukup untuk mengkoordinasikan Posyandu. melalui pembagian daerah binaan.
Weakness (Faktor Penghambat Dalam)
·
Kinerja petugas Puskesmas dalam pendistribusian Kapsul
Vitamin A belum terorganisir.
·
Penurunan semangat Kader di Posyandu untuk membantu program
di Posyandu.
ANALISA SWOT
Dari analisa
Swot dapat disimpulkan bahwa situasi sekarang ini berada di daerah yang Kuadran
II (x) yakni daerah dengan kekuatan dengan faktor penghambat dan adanya faktor
penunjang dari luar.(8)
Untuk
pencapaian target sesuai dengan yang ditetapkan maka harus ada program atau
strategi yang akan menggerakan situasi dari X menuju xx.
STRATEGI GENERIK
Dalam
penyusunan strategi dengan mengambil konsep yang dikemukan oleh Porter,
strategi dalam rangka mencapai sasaran dapat dilakukan dengan strategi generik.
Secara umum strategi generik dapat digambarkan dalam gambar berikut(8-10):
Aplikasi untuk program Vitamin A ini
lebih didasarkan kepada pengembangan SDM di mana di sini harus dilakukan
strategi Low cost dengan cakupan sempit. Artian Lost cost ini adalah dengan
melakukan training yang bisa menghasilkan dengan biaya minimum dan cakupan
sempit dalam arti sasaran dalam hal ini adalah kader dan petugas Puskesmas.(8,9)
Cakupan sempit karena dalam analisa SWOT permasalah internal yakni weakness
adalah masalah mengenai kader (kekurangan motivasi) dan petugas Puskesmas (kurang
terorganisasi).(8,9)
Low cost dilakukan karena keterbatasan anggaran operasional. Misal
melakukan training terpadu di daerah dengan mendatang instruktur dari luar
sebagai alternatif pilihan dari training yang dilakukan dengan peserta datang
ke kota seperti dari daerah ke Jakarta.
PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA)
Strategi di atas kemudian dijabarkan menjadi program kerja. Pada tahap ini
membuat rencana kegiatan tentang bagaimana mengatasi masalah kekurangan Vitamin
A yang di buat dalam bentuk matriks, di mana meliputi unsur-unsur sebagai
berikut : Kegiatan / proyek, Lokasi, Sasaran, Target, Sumber Daya,
meliputi : dana dan sarana fisik, Waktu pelaksanaan dalam bulan, yang terdiri
dari 5 bulan, Penanggung jawab kegiatan.(8,9)
POA nomor 1 dan nomor 2 adalah untuk
mendukung rencana sebelumnya yang telah menghasilkan target 67%. Rencana POA
nomor 3 digunakan untuk mendukung strategi baru dengan low cost dan cakupan
sempit. Lebih jelasnya Plan of Action tersebut dapat di lihat pada lampiran
1.
Kerangka kerja Evaluasi Program dalam Kesehatan Masyarakat
Evaluasi program yang efektif adalah cara yang sistematik untuk
meningkatkan kegiatan kesehatan masyarakat dengan cara prosedur yang tepat,
dapat dilaksanakan, etis dan akurat.(2,3,8)
Kerangka kerja yang disarankan dapat di lihat dalam Figure 1. Recommended frame work for program evaluation. Program dan evaluasi ini
merupakan methoda yang disarankan oleh WHO dalam evaluasi program kesehatan
masyarakat.(2,3,8)
Monitoring dan evaluasi
Sumber
: 8. Loevonsohn et all (1997), Using cost-effectiveness analysis to evaluate
targeting strategies : the case of vitmain A supplementation, Health Policy and
Planning, 12(1) ; 29-37, Oxford University Press.
Kerangka
kerja tersebut terdiri dari 6 langkah yang harus di ambil. Langkah-langkah
tersebut merupakan titik awal dari evaluasi terhadap usaha kesehatan masyarakat
pada waktu tertentu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :(2,3,8)
·
Koordinasikan pihak-pihak yang terkait dengan program (Engage
Stakeholder). Dalam hal ini yang di maksud dengan Stake holder adalah:
Puskesmas sendiri, Masyarakat, Kader, Camat, Lurah, Departement Kesehatan,
Dinas dan Instansi lainnya.
·
Penjelasan tentang program. Menjelaskan kebutuhan, hasil yang
diharapkan, sumber daya yang dimiliki, tahap pelaksanaan dari program pembagian
Vitamin A.
·
Fokus terhadap rencana evaluasi. Tujuan evaluasi, Pengguna (orang
yang di evaluasi), Kegunaan (kegunaan evaluasi), Metode evaluasi di pakai
metoda penelititan yang dikembangkan dalam ilmu sosial, perilaku dan ilmu
kesehatan. Dalam hal ini dilakukan dengan metode pengamatan terhadap
kinerja dari pendistribusian Vitamin A.
·
Mencari Bukti Nyata. Informasi yang
dikumpulkan harus merupakan satu kesatuan utuh yang memberikan gambaran tentang
program dalam hal ini program Vitamin A.
·
Meluruskan kesimpulan dengan bukti nyata.
·
Pastikan dan sebarkan pelajaran yang di dapat
dari pengalaman evaluasi tersebut.
Untuk
mengetahui keberhasilan suatu program atau kegiatan, maka perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi apakah sesuai dengan tujuan atau tidak.(2,3,8)
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas Andalas. Upaya
peningkatan cakupan pendistribusian kapsul Vitamin A per kelurahan di koordinir
oleh masing-masing penanggung jawab daerah binaan.
Monitoring dan Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan
indikator cakupan pencapaian dari target yang telah ditetapkan dari masing
masing kelurahan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menetapkan tindak
lanjut dari program tersebut. Dengan harapan bahwa hasil pelaksanaan dapat
mencapai target cakupan dengan kesalahan yang kecil. Dalam
hal ini target cakupan adalah 80%.(1,3,8)
KESIMPULAN
·
Sasaran dari program Posyandu untuk program pemberian kapsul Vitamin
A di Puskesmas Padang Timur tidak memenuhi target.
·
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan adalah dengan melakukan analisa SWOT dan penyusunan Strategi
Generik.
·
Untuk mencapai strategi tersebut di susun suatu rencana kerja
atau plan of action dalam rangka pencapaian target.
· Monitoring dan Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan Recommended Frame work for Program
Evaluation dari WHO. Cara ini merupakan suatu langkah evaluasi yang
disarankan oleh WHO dalam evaluasi.
KEPUSTAKAAN
1.
http://www.depkes.go.id/Ind/Puskesmas/PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS).htm, www.depkes.go.id
2.
WHO (1995).
Menejemen Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi kedua, Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
3.
WHO (1995), Evaluasi Program Kesehatan,
Geneva.
4.
Machmud, Rizanda (1997),
Evaluasi Pemanfaatan Posyandu Masyarakat di Kecamatan Padang Timur, Padang,
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
5.
Reinke,William, A (1994). Perencanaan
Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Menejemen. Gajah Mada Press.
6.
Djoko Wijono (1999), Manajemen Mutu pelayanan
Kesehatan Edisi Pertama, Universitas Airlangga
Press.
7.
Azwar, Azrul (1988) ; Pengantar Administrasi
kesehatan, Edisi kedua, Bina rupa Aksara.
8.
Loevonsohn et all (1997), Using
cost-effectiveness analysis to evaluate targeting strategies : the case of vitmain A supplementation, Health Policy and
Planning, 12 (1); 29-37, Oxford University Press.
9.
De Kluyver, Cornelis (2000), Strategic
Thinking an Executive Perspective, Prentice Hall, Upper Saddle river, New
Jersey. http://www.cdc.gov/mmwr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar