Rabu, 18 Desember 2013

Gangguan dan masalah dalam sistem reproduksi wanita

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang terjadi secara periodik. kita akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama sekali. Penyebab gangguan haid dapat karena gangguan psikologis seperti sress maupun emosi.
Kelainan siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting.Disfungsi ovulasi berjumlah 10-25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya kelaparan, anoreksia nervosa), penurunan BB (misalnya : penyakit medis atau psikologis) dan aktivitas yang berat (misalnya : pelari maraton, penari balet) adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan siklus anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen, sedangkan tress berat menyebabkan anovulasi dan amenore.
Ovulasi yang jarang, endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid seringkali dianggap sebagai gejala khas dari endometriosis. Ternyata scott dan felinde hanya mendapatkan 19% dengan dismenorea yang progresif (Sarwono, 2002).
Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit.
Gangguan haid pada remaja dan dewasa merupakan kenyataan yang banyak dijumpai dalam praktek pada Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi bahkan Dokter Umum. Beberapa waktu yang lampau masalah remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda, masih dalam status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya padahal pencegahan dan pengobatan haruslah dilakuakan sedini mungkin.
Menstruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus seorang wanita dikarenakan adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding rahim (endometrium).
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-sisa deskuamasi lapisan endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta beberapa bakteri dan mikroorganisme, akan tampak berwarna merah kehitaman atau hitam. Lamanya perdarahan menstruasi biasanya antara 3 - 5 hari, tetapi ada juga yang mengalami perdarahan selama 1 - 2 hari yang diikuti terjadinya perdarahan kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang sampai 7 - 8 hari, tetapi biasanya lama terjadinya perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita bersifat menetap.Terjadinya perdarahan mens biasanya didahului dengan terjadinya leukorrhea (keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan (lendir) dari vagina, agak encer, berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran dari tetesan darah, warnanya menjadi merah muda disebut bloody show, bening atau jernih dan tidak berbau. Cairan yang keluar tersebut dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi berwarna kuning atau hijau, jika tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi merah kehitaman atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah mens yang keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang usianya lebih tua biasanya jumlah darah haid yang keluar akan lebih banyak.Menstruasi yang pertama kali , disebut menarke, paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Terdapat lima ganggua menstruasiyang paling sering muncul,yaitu oligomenore (jangka waktu haid terlalau lama),polimenora(terlalu sering haid) Hipermenorea (darah haid terlalu banyak),hipomenorea (darah haid terlalu sedikit), dan amenore (tidak haid sam sekali).Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari kelima gangguan menstruasi diatas, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya. Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil, karena tidak terjadi ovulasi. Polimenore dan hipermenore adalah gangguan menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2 minggu sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore dapat menyebabkan anemia. Polimenore dan hipermenore juga berhubungan dengan gangguan bekuan darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan gangguan hormonal, dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan dari masa subur ke masa menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada perempuan muda menjelang haid pertama kali. Perempuan obesitas juga terkadang mengalami polimenore. Factor penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip endometrium, endometritis, dll. Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore maupun amenore. Jika tidak menggunakan KB pil ato suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium. Yang menyebabkan perempuan tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak terdaji ovulasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan hormone, akibatnya jangka waktu haid sangat lama.
Perempuan dikatakan amenorea jika tidak menstruasi lebih dari 5 bulan sejak menstruasi terakhir. Amenore dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Amenore primer terjadi pada perempuan yang tidak pernah mendapatkan haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada orang yang pernah mendapatkan haid, tapi kemudian berhenti karena anovulasi. Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan dari lahir. Sedangkan amenore sekunder dapat disebabkan karena kehamilan, penggunaan KB, dll.
A. Hypermenorhoe
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari.
Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia endometrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga disebabkan oleh kelainan diluar rahim seperti kelainan darah: anemia, gangguan pembekuan darah dll, juga bisa disebabkan kelainan hormon (gangguan endokrin).
Tanda dan Gejala :
a) Masa menstruasi lebih dari 7 hari
b) Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam
c) Membutuhkan pembalut wanita secara berlapis
d) Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam
e) Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit
f) Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari
g) Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa menstruasi
h) Waktu menstruasi tidak teratur
i) Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia).
Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip dengan kondisi kelainan medis lain seperti kanker leher rahim atau kanker saluran kencing. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan hasil diagnosa dengan tepat penyebab kondisi yang dirasakan.
Yang tidak kalah penting untuk diketahui seiap wanita adalah, faktor apa saja yang menjadi penyebabnya. Menurut para ilmuan dari Mayo tersebut, beberapa kasus pendarahan hebat saat menstruasi tidak dapat diketahui dengan pasti.
Etiologi hypermenorhea :
a) Hormon tak Seimbang
Dalam siklus menstruasi normal, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyesuaikan kondisi dinding uterus (endometrium), untuk mengatur pancaran darah menstruasi. Jika timbul ketidakseimbangan hormon, endometrium menghasilkan aliran darah hebat.

b) Kista Ovarium
Timbulnya kantung-kantung cairan di dalam atau di atas ovarium, yang terkadang menyebabkan ketidaknormalan menstruasi termasuk menorrhagia.
c) Polip
Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan pendarahan menstruasi dalam waktu lama. Polip dari uterus biasanya muncul pada wanita usia produktif yang menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan pendarahan yang tidak terkait dengan menstruasi.
d) Disfungsi Ovarium
Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses pelepasan telur) dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, berujung pada menorrhagia.
e) Penggunaan IUD
Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat. 
f) Kanker
Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi wanita dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker uterus, kanker ovarium dan kanker leher rahim dapat menyebabkan pendarahan berlebih saat menstruasi
g) .Obat-obatan
Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah penggumpalan darah (anticoagulants) dan pengobatan anti radang/infeksi, dapat menyebabkan menstruasi berat atau dalam waktu lama.
TERAPI ”hipermenorhoe” MELIPUTI:
a) Suplemen Zat Besi
Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk mengkonsumsi suplemen zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami anemia, Anda juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.
b) Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi pendarahan hebat dan jangka waktu lama menstruasi
c) Obat-obatan
Obat-obat yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah
d) Progesteron
Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan hormon dan mengurangi menorrhagia
Penatalaksanaan hipermenorhoe :
a) Istirahat Cukup
Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan menstruasi.
b) Catat Pembalut yang Digunakan
Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih jumlah darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang digunakan paling tidak setiap 4 jam.
B. Hipomenorhoe
Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja.
1. Penyebab Hypomenorrhea
a) Konstitusi
Pada beberapa wanita mungkin mengalami pendarahan normal kurang selama periode menstruasi. aliran darah dapat Kurang genetik dan, jika pertanyaan yang dibuat, mungkin akan menemukan bahwa ibu wanita dan / atau kakak juga mengalami penurunan aliran darah selama periode mereka. Kehamilan biasanya dapat terjadi dengan aliran jenis ini menurun selama periode berjalan. Insiden infertilitas adalah sama seperti pada wanita dengan aliran darah normal. jarang menstruasi Konstitusi mungkin paling menjelaskan dengan mengasumsikan adanya pengaturan yang tidak biasa, atau ketidakpekaan relatif, aparat vaskular endometrium.
b) Uterine
Hanya sedikit kerugian kadang-kadang berarti bahwa permukaan pendarahan lebih kecil dari biasanya, dan kadang-kadang terlihat ketika rongga endomaterial telah berkurang dalam ukuran selama myomectomy atau operasi plastik lainnya pada rahim. Namun, jarang menunjukkan hipoplasia uterus karena adanya kondisi dalam rahim yang responsif terhadap hormon betokens ovarium dengan aktifitas, dan ini memanifestasikan dirinya dengan jarang daripada menstruasi sedikit.
c) Hormonal
Jarang mens atau menstruasi dapat terjadi secara normal pada ekstrem dari kehidupan reproduksi yang, setelah pubertas dan sesaat sebelum menopause. Hal ini karena ovulasi tidak teratur saat ini, dan lapisan endomaterial gagal untuk berkembang secara normal. Tapi masalah normal di saat lain juga dapat menyebabkan aliran darah hanya sedikit. Anovulasi karena tingkat hormon tiroid rendah, prolaktin tingkat tinggi, tingkat insulin tinggi, androgen tinggi dan masalah dengan hormon lain juga dapat menyebabkan menstruasi sedikit. mens jarang juga dapat terjadi penggunaan jangka panjang setelah kontrasepsi oral sebagai akibat dari endometrium atrofi progresif.
d) Gugup dan Emosional
Psikogenik faktor-faktor seperti stres karena ujian, atau kegembiraan yang berlebihan tentang sebuah peristiwa yang akan datang dapat menyebabkan hypomenorrhea. faktor tersebut menekan aktivitas yang pusat di otak yang merangsang indung telur selama siklus ovarium (untuk mengeluarkan hormon seperti estrogen dan progesteron), dan dapat menyebabkan produksi hormon ini rendah.
e) Penyebab Lain
Latihan dan diet yang berlebihan dapat menyebabkan kecelakaan periode sedikit. Salah satu penyebab adalah sindrom hypomenorrhea Asherman's (adhesi intra uterus), yang hypomenorrhea mungkin satu-satunya tanda yang jelas. Tingkat kekurangan menstruasi berkorelasi erat dengan tingkat adhesi (R. Toaff dan S. Ballus,1978).
C. Polimenorhoe
Polimenore adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang siklus haid klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume perdarahan menstruasi biasanya. Polimenore yang disertai dengan pengeluaran darah menstruasi yang lebih banyak dari biasanya dinamakan polimenoragia (epimenoragia)
Penyebabnya polimenorhoe :
a) gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid
b) kongesti/bendungan pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradangan/infeksi
c) endometriosis
D. Oligomenorhoe
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).
Etiologi oligomenorhoe :
a. Stress dan depresi
b. Sakit kronik
c. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
d. Penurunan berat badan berlebihan
e. Olahraga berlebihan, misal atlit
f. Adanya tumor yang melepaskan estrogen
g. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi
h. Penggunaan obat-obatan tertentu dsb
umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan.Pemeriksaan ke dokter kandungan harus segera dilakukan ketika oligomenorea sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
Pengobatan
Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya. Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid pertama dan oligomenorea yang terjadi menjelang menopause tidak memerlukan pengobatan yang khusus. Sementara oligomenorea yang terjadi pada atlet dapat diatasi dengan mengubah pola latihan dan mengubah pola makan hingga didapatkan siklus menstruasi yang reguler kembali.
Pada umumnya, disamping mengatasi faktor yang menjadi penyebab timbulnya oligomenorea, penderita oligomenorea juga akan diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis hormon yang mengalami penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.
E. Amerrhoe
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
 Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi
 Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea jumlah darah menstruasi sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%
Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
 Pubertas terlambat
 Kegagalan dari fungsi indung telur
 Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
 Gangguan pada susunan saraf pusat
Tanda dan gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisidimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.

F. Pendarahan Bukan Haid
Yang di maksudkan di sini ialah pendarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Pendarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu, yang pertama dinamakan menoragia yang kedua metromenoragia. Metrorhagia  adalah  suatu kondisi dimana terjadi perdarahan diluar siklus haid.Penyebabnya bisa oleh karena luka yang tidak kunjung sembuh ( kanker ganas organ genitalia), peradangan atau bahkan oleh  gangguan hormonal.Metroragia juga bisa dibagi menjadi gangguan oleh kelainan anatomi ( tumor, kelaian organ genital ) dan perdarahan dysfungsional yang tidak ada hubungannya dengan tumor.


Etiologi
Metorrhagia atau Menometrorhargia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional, serta penyebab lain.
a. Penyebab organik perdarahan bukan haid antara lain :
Vagina : varises pecah, metastase - korio karsindma, keganasan vagina,
Serviks : karsinoma portio, perlukaan serviks, polip servik.
Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa mioma uteri.
Tuba falopi : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba
Ovari um : radang ovari um, tumer ovari um
b. Penyebab perdarahan disfungsional
Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia, tetapi gangguan mata rantai hormonal hipotalamus - hipofisis dan ovarium.
Perdarahan disfungsional adalah 2 bentuk yaitu :
1. Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovulatoir disfungsional bleeding), disebabkan karena :
a. Korpus luteum persistens yang menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur.
b. Insufisiensi korpus luteum karena gangguan LH (kurangnya produksi progesteron).
c. Pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
d. Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.
2. Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulator disfungsional bleeding) disebabkan karena penurunan kadar estrogen yang menyebabkan             terhambatnya pembentukan endometrium dan menimbulkan perdarahan yang tidak teratur sama sekali.
c. Penyebab lain : stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi (Manuaba, 1998: 400)­
3. Penanganan
a. Jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus istirahat baring dan diberi tranfusi darah.
b. Pemberian estrogen dosis tinggi = dipropiontas estradicol 2,5mg IM
c. Pemberian progesteron untuk mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium yaitu hidroksi progesteron 125mg IM atau provera I Omg, peroral. Tetapi in] berguna pada wanita masa pubertas.
d. Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka diberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kontrasepsi.
Kesimpulan :

a) Ada beberapa jenis gangguan menstruasi yaitu hipomenorea,polimenorea,hipermenore,amenoredll
b) Menstruasi terjadi jika tidak terjadi fertiliasi.
c) Gangguan menstruasi bisa disebabkan karena perubahan hormonal, stres, tumor maupun kelainan dalam tubuh lainnya.
d) Terjadinya menstruasi biasanya diawali dengan keputihan.
 
Sumber : Chandranita manuaba, dkk. (2010). Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi, TIM, Jakarta.
Harahap, M, 1984. Penyakit Menular Seksual. Gramedia, Jakarta.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Yatim, Faisal (2005). Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta.

JENIS PENYAKIT KANDUNGAN ATAU GINEKOLOGI

Wanita adalah makhluk yang paling rawan terkena berbagai macam penyakit terutama penyakit pada organ reproduksinya. Semakin banyaknya wanita yang terkena penyakit atau masalah pada organ reproduksinya membuat kita lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan diri terutama bagian reproduksi kita. Karena salah satu penyebab penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan tersebut ialah karena infeksi jamur ataupun virus

Radang genitalia interna adalah peradangan akibat mikroorganisme pada vagina dalam. Akibatnya akan muncul gejala keputihan atau fluor albus.
Cairan kuning kental dan sangat banyak akan keluar dari vagina. Sekitar vagina akan terasa panas, gatal, nyeri tekan. Vagina juga akan mengalami nyeri saat berhubungan, nyeri saat berkemih, dan lain-lain. 

Bila infeksi menyebar ke rahim dan saluran telur maka dapat terjadi demam disertai gejala nyeri perut bagian bawah kanan/kiri dan disebut penyakit radang panggul (pelvic inflamatory disease). Keluarnya cairan keputihan ini dapat terjadi karena kelebihan hormon, infeksi kuman seperti n. gonorrhoeae, candida albicans, infeksi protozoa atau trichomonas, dan lain-lain. 

Peradangan biasanya terjadi pada organ-organ genitalia interna seperti pada: Pertama, Uterus yaitu suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan genitalia interna uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan genitalia interna uteri. 

Kedua, Genitalia interna uteri yaitu bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa genitalia interna, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi genitalia interna mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa genitalia interna menghasilkan lendir getah genitalia interna yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir genitalia interna dipengaruhi siklus haid. 

Ketiga, Corpus uteri yaitu terdiri dari : paling luar lapisan serosa/ peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan genitalia interna uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita. 

Radang pada genetalia ekterna antara lain :
1. Bartolinitis,
2. Vaginitis,
3. Vulvo vaginitis. 

Radang pada genetalia interna antara lain :
1. Cervicitis
2. Endometritis
3. Miometritis
4. Parametritis
5. Adneksitis
6. Peritonis pelvis 

URAIN MATERI
 

A. RADANG GENETALIA EKTERNA
BARTOLINITIS
 
1. Pengertian
 
    Glandula Bartholini adalah suatu kelenjar yang letaknya di seputar bibir kemaluan (vulva) tepatnya di kiri dan kanan bawah dekat fossa navikulare. Kelenjar Bartholini memiliki diameter lebih kurang 1 cm, terletak dibawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5 – 2 cm yang bermuara di vulva. Pada koitus, kelenjar bartholini mengeluarkan getah lendir.
Bartholinitis merupakan infeksi kelenjar Bartholini (nama diambil dari seorang ahli anatomi belanda) yang letaknya bilateral pada bagian dasar labia minor. Kelenjar ini bermuara pada posisi kira2 jam 4 dan jam 8. Ukurannya sebesar kacang dan tidak melebihi 1 cm, dan pada pemeriksaan dalam keadaan normal tidak teraba. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
image

1. Penyebab
    Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina.

2. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala
o Pada vulva terjadi perubahan warna, kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
o Kelenjar bartolin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan atau duduk, juga dapat disertai demam
o Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
o Terdapat abses pada daerah kelamin
o Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan memeriksa hapusan urethra dan vulva dengan metode blue atau gram, positif bila dijumpai banyak sel nanah dan diplokokkus intra maupun ekstraseluler. 

3. Pengobatan
 
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan:
· antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari,
· asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis,
· eritromisin 4 x 0,5 gram perhari selama 5-10 hari, suntikan 1.000.000 S Depot penisilin sehari selama 6-7 hari, atau jika ada alergi terhadap penisilin dapat diberi chlorampenicol 1 gr intravena (i.v.) atau intramuskuler (i.m.).
· Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan memeriksa hapusan urethra dan vulva dengan metode blue atau gram, positif bila dijumpai banyak sel nanah dan diplokokkus intra maupun ekstraseluler. Jika sudah bernanah mencari jalan sendiri atau harus dikeluarkan dengan sayatan karena jika tidak akan menjadi kista. 

4. Dampak Bagi Kehamilan dan Persalinan
 
Dampak terhadap kehamilan dan bayi khususnya pada bartholinitis yang disebabkan oleh Gonokokkusyaitu :
· Sering dijumpainya kemandulan anak satu (one child sterility) pada penderita atau bekas penderita karena pada saat persalinan lendir kental dalam cervix lenyap dan ostium terbuka hingga akhirnya Gonokokkus ada kesempatan untuk mejalar ke atas berturut-turut menyebabkan endometritis dan salpingitis (salpingitis inilah penyebab kemandulan tersebut),
· Anak yang melalui jalan lahir dapat kemasukan Gonococcus ke dalam matanya dan menderita konjungtivitis gonorea neonatorum (blenorea neonati).Radang pada glandula bartholini dapat terjadi berulang - ulang dan akhirnya dapat menjadi menahun dalam bentuk kista Bartholini. Sebaiknya kista yang kecil dan tenang pada wanita hamil dibiarkan saja dan baru diangkat kira-kira 3 bulan setelah persalinan. Apabila kista sering meradang walaupun sudah diobati berukang kali, atau apabila kista sangat besar sehingga dikhawatirkan akan pecah waktu persalinan, maka sebaiknya kista tersebut diangkat dalam keadaan tenang sebelum persalinan. Adakalanya kista yang sangat besar baru diketahui sewaktu wanita sudah dalam persalinan. Dalam hal demikian dilakukan punksi dan cairan dikeluarkan, walaupun ini bukan terapi tetap. Selanjutnya dilakukan marsupialisasi (nanah dikeluarkan) sebagai tindakan tanpa resiko dengan hasil yang memuaskan. Pada tindakan ini setelah diadakan sayatan dan isi kista dikeluarkan, dinding kista yang terbuka dijahit pada kulit vulva yang terbuka pada sayatan. 

VAGINITIS
 
1. Pengertian
Radang pada vagina yeng disebabkan karena flora vagina telah terganggu oleh adanya mikroorganisme patogen atau perubahan lingkungan vagina yang memungkinkan mikroorganisme patogen berkembang biak/berproliferasi. Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit dan jamur.
clip_image002
Beberapa keadaan yang dapat memudahkan infeksi:
1) Coitus terutama kalau smegma prepurtiium mengandung kuman-kuman.
2) Tampon-tampon dalam vagina misalnya untuk menampung darah haid
3) Hygiene yang kurang
4) Atrofi efitel vagina pada masa senil (ketuaan) dimana epitel vagina kurang mengandung glycogen dan menjadi tipis.
2. Penyebab
1) Pada anak-anak disebabkan gonorea dan corpus allineum
2) Pada orang tua terjadi karena pertahanan terhadap infeksi pada vagina menurun sehubungan dengan “aging process”
3) Vaginitis pada masa reproduksi sering terjadi pada martubasi, corpus allineum (pressarium, obat atau alat kontrasepsi, kapas), dan rangsangan termis.
3. Gejala
Gejala umum vaginitis adalah:
1) Pengeluaran keputihan berlebihan, dapat seperti nanah
2) Terasa panas dan gatal
3) Suhu badan dapat meningkat
4) Bagian luar terjadi pembengkakan
5) Pada vagina terdapat bintik merah, mudah berdarah
6) Terasa nyeri saat hubungan seks.
4. Penanganan
ü Memberikan konseling kepada klien :
o Informasikan tentang etiologi dan arah infeksi.
o Hindari masukan alkohol selama perawatan dan selama 24 jam setelah perawatan dilengkapi.
o Jika sedang menyusui, hentikan selama perawatan dan selama setidaknya 24 jam setelahnya.
o Jika meminum regimen multiple dosis, minum seluruh obat, walaupun gejalanya mereda.
o Gunakan hanya pakaian dalam dari katun untuk mengurangi gejala.
o Hindari baju ketat : baju longgar akan meningkatkan sirkulasi udara untuk meringankan gejala.
o Jangan cebok dengan menggunakan produk hygiene kewanitaan.
o Jangan melakukan hubungan seksual sampai anda dan patner anda menjalani perawatan dan tanpa gejala.
o Buat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
ü Therapi :
o Metronidazole 2 gr per oral dosis tunggal, atau 2 x 500 mg (Flagyl, Protostat). Regimen yang direkomendasikan oleh CDC (Centers for Disease Control dan Prevention) adalah 500 mg per oral untuk 7 hari. Metronidazole dikontraindikasikan pada kehamilan trimester pertama dan wanita melahirkan.
o Clotrimazole (Gyne-Lotrimin) krim vaginal (aplikator intravaginal untuk 7 hari) dapat digunakan untuk meringankan gejala.
o Patner seksual wanita tersebut harus secara simultan dirawat dengan metronidazole.

VULVOVAGINITIS
 
1. Pengertian
Vulvovaginitis berasal dari kata :
· Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina.
· Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita).
· Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
2. Penyebab
· Infeksi
- Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
- Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik
- Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
- Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
· Zat atau benda yang bersifat iritatif
- Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- Sabun cuci dan pelembut pakaian
- Deodoran
- Zat di dalam air mandi
- Pembilas vagina
- Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
- Tinja
· Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
· Terapi penyinaran
3. Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah :
· Keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan. Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
· Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi. Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik. Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.Gatal-gatalnya sangat hebat.
· Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
· Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual.
· Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain). Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
4. Pengobatan
· Jika cairan yang keluar dari vagina normal, pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan.
· Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan :
ü Antibiotic
ü anti-jamur
ü anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. \
· Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
· Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari. Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri.
· Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
· Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina. 

Pengobatan Umum Untuk Vaginitis & Vulvitis

Jenis infeksi Pengobatan
Jamur · Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau terconazole (krim, tablet vagina atau supositoria)
· Fluconazole atau ketoconazole< (tablet)
Bakteri Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet vagina) atau metronidazole (tablet).
Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan ceftriaxon & tablet doxicyclin
Klamidia Doxicyclin atau azithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
Virus papiloma manusia (kutil genitalis) Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yg berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan ke kutil)
Virus herpes Acyclovir (tablet atau salep)
   
· Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun)
· Menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin).
· Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
· Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral(tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri. 

PENCEGAHAN
1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.
4. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak menghilangkan sebuah infeksi vagina.
5. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
6. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di lingkungan lembab.

Sumber


Sarwono dan Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 2008. Ginekologi. Bandung : Elstar-offset.

http://medicastore.com/penyakit/95/Vaginitis_&_Vulvitis.html

http://www.f-buzz.com/2008/07/10/vaginitis-vulvitis/

http://www.kesrepro.info/?q=node/315

Keluarga Berencana (KB) | Kebidanan |

A.   Pengertian
Sebuah keluarga merupakan unit terkecil suatu bangsa yang diharapkan dapat menerima marga keluarga kecil bahagia dan sejahtera ( NKKBS ) dimana berorientasi pada “ catur warga “ gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang ( sejak 1970 ) dan masyrakat dunia.
Menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran. Masyrakat dapat menerima hamper semua metode medis teknik keluarga berencana yang di canangkan pemerintah.( Sumber : Manuaba, 1998, hal : 437 )
Metode kontrasepsi suntikan KB yang  telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah tingginya minat akseptor suntikan KB oleh karena aman, sederhana, keefektifitasannya tinggi, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai akseptor pasca persalinan.( Sumber : Manuaba, 1998 hal :444 )
Hartono ( 2003 ) mengemukakan bahwa Keluarga Berencana ( KB ) merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi. KB tidak dapat menjamin kesehatan ibu dan anak, tetapi dengan melinungi keluarga terhadap kehamilan resiko tinggi, KB dapat menyelamatkan angka kesakitan.
Searah denga GBHN 1999 yang dijabarkan dalam propenas ( 2000 ) program KB nasional telah menunjukkan perkembangan. Pada tahun 2000-2003 angka TFR ( Total Fertiliti Rate ) adalah 2,7 sedangkan pada tahun 1997 angka TFR adalah 2,91, hal ini menunjukkan penurunan 0,21 point. Menurunnya angka fertilitas tersebut mendorong antara lain oleh meningkatnya pendidikan wanita, penundaan usia perkawinan dan usia melahirkan, serta bertambah panjangnya jarak antara kelahiran anak.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkankelahiran anak. Banyak alas an dapat di kemukakan mengapa AKDR di kembangkan dan di perkenalkan sebagai cara KB yang efektif antara lain AKDR sebagai kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi dalam mencegah kehamilan, AKDR merupakan metode kontrasepsi jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti ) dan AKDR di utamakan bagi peserta yang sudah cukup anak serta tidak ingin mempunyai anak lagi tetapi belum siap menjalankan kontap.
AKDR bukanlah alat kontrapsepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian yang menimbulkan  keluhan pada akseptor AKDR. Salah satu keluhan yang sering timbul dari akseptor AKDR adalah tali AKDR yang dapat menggangu hubungan seksual ( Sumber : Manuaba, 1998 ). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Brigida ( 2004 ), yang mengatakan bahwa terdapat akseptor AKDR yang mengalami keluhan saat melakukan hubungan seksual sebanyak 69,2%.
B.   Berdasarkan data badan koordinasi Keluarga Berencana nasional (BKKBN) tahun 2005, pengharapan program nasional KB diarahkan pada 2 bentuk sasaran:
  1. Sasaran langsung yaitu pasangan usia subur ( PUS ) 15-49 tahun, dengan jalan mereka secara bertahap menjidi peserta KB yang aktif lestari, sehingga member efek langsung penurunan fertilitas
  2. Sasaran tidak langsung, yaitu organisasi-organisasi lembaga kemasyrakatan instansi-instansi pemerintah maupun masyrakat, tokoh-tokoh masyrakat ( Alim Ulama, wanita, dan pemuda ) yang diharapkan dapat memberikan  dukungan dalam kelembagaan NKKBS.
C.   Faktor pasangan motivasi dan rehabilitas :
  1. Umur
  2. Gaya hidup
  3. Frekuensi sengama
  4. Jumlah keluarga yang diinginkan
  5. Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
  6. Sikap kewanitaan
  7. Sikaap kepriaan
D.   Macam-macam  metode  Kontrasepsi
  1. Metode sederhana
Terdiri dari dua  macam yaitu dengan kondom seperti pria, kondom wanita, diagfrakma, servical cap, dan tanpa alat seperti metode alamiah, coitus interuptus.
  1. Metode rn
Terdiri atas kontrasepsi hormonal seperti Pil KB, suntik, implant, AKDR/AUD, kontrasepsi mantap, seperti MOW dan MOP.
KB suntik kombinasi adalah 25 mg deponaroxiprogestron acetat dan 1 mg estraidiol sipionat yang diberikan injeksi 1 M sebulan sekali ( cycolofem )dan 50 mg nereticinicon enafat dan 5 mg estradiol valemat yang diberikan injeksi 1 M sebulan sekali.
Efektifitas Sangat evektif ( 0,1 – 0,4 kehamilan/100 kehamilan.
E.   Mekanisme
  1. Menekan ovulasi
  2. Membuat lender menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
  3. Perubahan pada endometrium ( atropi ) sehingga implementasi terganggu
  4. Penghambat transportasi gamet oleh tuba
F.    Keuntungan
  1. Resiko terhadap kesehatan kecil
  2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
  3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
  4. Jangka panjang
  5. Efek samping sangat kecil
  6. Klien tidak menyimpan obat suntik
  7. Mengurangi jumlah pendarahan
  8. Mengurangi nyeri pada saat haid
  9. Mencegah anemia
G.   Kerugian
  1. Terjadi perubahan pada haid
  2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini hilang setelah suntikan kedua dan ketiga
  3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan
  4. Penambahan berat badan
  5. Kemungkanan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakean
H.   Indikasi
  1. Usia Reproduksi
  2. Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
  3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
  4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
  5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
  6. Anemia
  7. Nyeri haid hebat
  8. Haid teratur
  9. Riwayat kehamilan ektopik
  10. Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi
I.      Indikasi Kontra
  1. Hamil atau diduga hamil
  2. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
  3. Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
  4. Penyakit haid akut
  5. Usia lebih dari 35 thn yang merokok
  6. Riwayat penyakit jantung, strok atu tekanan darah tinggi ( 180/110 mmHg )
  7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis
  8. Kelainan pembulu darah yang menyebabkan sakit kepala atau migren
J.    Waktu mulai menggunakan suntik kombinasi
  1. Suntik pertama dapat diberikan pada waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
  2. Bila suntik pertama diberikan setelah haid ke-7 siklus haid klien tidak boleh melakukan hubungan seks sual selama 7 hari atau menggunakan kontasepsi lain untuk 7 hari.
  3. Bila klien tidak haid, suntik pertama dapat diberikan setiap saat, asl saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil
  4. hormonal Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid, suntik pertama dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil
  5. Bila pasca persalinan lebih dari 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama dapat diberikan pada siklus haid 1 dan ke 7
  6. Bila pasca persalinan kurang 6 bulan, menyusui jangan diberikan suntikan kombinasi
  7. Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntik kombinasi dapat diberikan
  8. Pasca keguguran, suntik kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7 hari
  9. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi, hormonal yang lain dan ingin mengantinya dengan kontrasepsi
  10. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasinya dapat diberikan sesuai jatwal kontrasepsi sebelumnya
  11. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal  dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi , maka suntikan pertama dapat segera diberikan asal dinyatakan ibu tersebut tidak hamil
K.   Tanda-tanda yang perlu diwaspadai :
  1. Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek, kemungkinan adanya pembekuan darah diparu atau serangan jantung
  2. Sakit kepala yang hebat atau gangguan penglihatan, kemungkinan terjadinya stroke, hipertensi atau migren
  3. Nyeri tungkai hebat, kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
  4. Tidak terjadi pendarahan atau sepotting selama 7 hari sebelum suntik berikutnya

Aplikasi Etika dalam Praktek Kebidanan

Pengertian Aplikasi Etika dalam Praktek Kebidanan
Materi ini sangat penting bagi mahasiswa bidan untuk mengetahui tentang apa itu etika, apa itu moral dan bagaimana menerapkannya dalam parktik kebidanan sehingga seorang bidan akan terlindung dari kegiatan pelanggaran etik ataupun pelanggaran moral yang sedang berkembang di hadapan publik dan erat kaitannya dengan pelayanan kebidanan sehingga seorang bidan sebagai provider kesehatan harus kompeten dalam menyikapi dan mengambil keputusan yang tepat untuk bahan tindakan selanjutnya sesuai standar asuhan dan kewenangan bidan.
Pengkajian dan pembahasan tentang etika tidak selalu -hubungannya dengan moral dan norma. Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat perbedaan dalam aplikasinya. Moral lebih menunjuk pads perbuatan yang sedang
dinilai, sedangkan Etika dipakai sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku. Etika jugs sering dinamakan filsafat moral yaitu cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral maka akan memperoleh pujian sebagai rewardnya, namun perbuatan yang melanggar norma moral, maka si pelaku akan memperoleh celaan sebagai punishmentnya.
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang satu bisa tidak segan­segan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekadar dapat tercapai tujuan.
1. PENGERTIAN ETIKA
Etika
diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.

Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones, 1994)
Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:
YUNANI à Ethos, kebiasaan atau tingkah laku
INGGRIS à Ethis, tingkah laku/prilaku manusia yg baik –> tindakan yg harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
ETIK adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya.
Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.
(Shirley R Jones- Ethics in Midwifery)

TEORI MORAL

Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik.

Terdapat beberapa pendapat apa yang dimaksud dengan moral.
1. Menurut kamus lenqkap Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena).
· Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai akhlak.
· Akhlak dan budi pekerti
· Kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin, dll.
2. Ensiklopedia Pendidikan (Prof. Dr. Soeganda Poerbacaraka).
· Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat, corak-corak, maksud-­maksud, pertimbangan-pertimbangan, atau perbuatan-perbuatan yang layak dapat dinyatakan baik/buruk, benar/salah.
· Lawannya amoral
· Suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik/benar itu lebih daripada yang buruk/salah.
Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan moral sekuler. Moral keagamaan kiranya telah jelas bagi semua orang, sebab untuk hal ini orang tinggal mempelajari ajaran-ajaran agama yang dikehendaki di bidang moral.
Moral sekuler
merupakan moral yang tidak berdasarkan pads ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.
Bagi kits umat beragama, tentu moral keagamaan yang harus dianut dan bukannya moral sekuler.
Karma etik berkaitan dengan filsafat moral maka sebagai filsafat moral, etik mencari
jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar atau salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia. Dan moral diartikan mengenai apa yang dinialinya seharusnya oleh masyarakat dan etik dapat diartikan pula sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh karma itu etik profesi sebaiknya jugs berbentuk normatif.
2. SISTEMATIKA ETIKA

Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain:

1. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakh laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai,mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.
2. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi-.
a. Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
b. Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan.
· Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
·
Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi,
·
Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapan MPR-RI No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan bangsa bersumber pada agama yang universal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yaitu Pancasila.
Etika kehidupan berbangsa antara lain meliputi: Etika Sosial Budaya, Etika Politij dan Pemerintahan, Etika Ekonomi dan Bisnis, Etika Penegakkan Hukum yang Berkeadilan, Etika Keilmuan, Etika Lingkungan, Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan.
3. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5.
Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah
7. Menghasilkan tindakan yg benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode etik profesi.
4. HAK KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.

A. Hak Pasien

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:

1).
Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
2).
Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3).
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
4).
Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
5).
Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
6).
Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan berlangsung.
7).
Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8).
Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
9). Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.

10). Pasien berhak meminta atas privasi dan
kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
11). Pasien berhak mendapat informasi yang
meliputi:
a.
Penyakit yang diderita
b.
Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
c.
Alternatif terapi lainnya
d.
Prognosisnya
e.
Perkiraan biaya pengobatan
12). Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas
tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13). Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
14). Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

15). Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
16). Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
17). Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

18). Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal­
praktek.
B. Kewaiiban Pasien

1). Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tat tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
2).
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang merawatnya.
3).
Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
4). Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
C. Hak Bidan

1).
Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2).
Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
3).
Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
4).
Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
5).
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan.
6).
Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.
7).
Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
D. Kewaiiban Bidan

1).
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2). Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
3).
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4).
Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.
5).
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
6).
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7).
Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
8).
Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan dilakukan.
9).
Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
10).BidanwajibmengikutiperkembanganIPTEKdanmenambahilmupengetahuannya
melalui pendidikan formal atau non formal.
11).
Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
KODE ETIK PROFESI BIDAN

Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian dokter, perawat,-,bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik.

Kode etik suatu profesi
adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Kode etik profesi merupakan "suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi angotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien /pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya sendin". Namun dikatakan bahwa kode etik pada zaman dimana nilai–nilai perada ban semakin kompleks, kode etik tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satu–satunya dalam menyelesaikan masalah etik, untuk itu dibutuhkan juga suatu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum.
Benar atau salah pada penerapan kode etik, ketentuan/nilai moral yang berlaku terpulang kepada profesi.
TUJUAN KODE ETIK

Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.

Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:


1). Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi

Dalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode
etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan.

2). Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota

Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan
kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.

3). Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4). Untuk meningkatkan mutu profesi

Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Dimensi Kode Etik

1. Anggota profesi dan Klien/ Pasien.
2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan
4. Anggota profesi dan sesama anggota profesi
Prinsip Kode Etik
1. 1). Menghargai otonomi
2. 2). Melakukan tindakan yang benar
3. 3). Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. 4). Memberlakukan manisia dengan adil.
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji yang telah disepakati.
7. Menjaga kerahasiaan
Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.

KODE ETIK BIDAN

Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disyahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab.

SECARA UMUM KODE ETIK TERSEBUT BERISI 7 BAB YAITU:

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)

1). Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2). Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6). Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1). Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2). Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3). Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
1). Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
1). Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2). Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan profesinya seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3). Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
1). Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2). Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
1). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan­ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2). Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir)
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.